Rabu, 09 November 2011

Tips Hindari Flu Anak Agar Tetap Aktif di Musim Hujan


Musim Penghujan telah tiba, saatnya melindungi buah hati Anda dengan perhatian ekstra karena saat musim hujan seperti ini anak akan mudah terserang penyakit, seperti flu/pilek dan jika berlanjut dapat menyebakan demam.

Dalam suhu udara yang rendah, banyak angin, membuat sistem kekebalan tubuh tidak optimal. Akibatnya virus influenza mudah menyerang. Apalagi pada anak-anak yang selalu aktif jika pada hingga kurang istirahat, dan makanan tidak cukup baik akan memudahkan tertular flu dan masuk angin.

Memang Hujan tidak bisa dihentikan, sedangkan kegiatan anak-anak diluar rumah seperti sekolah, Les, Mengaji dll harus tetap dapat dilakukan. Lalu Bagaimana agar tetap aktif meskipun cuaca hujan dan dapat terhindar dari penyakit musim hujan seperti Flu??

Berikut beberapa tips Cara Hindari Mencegah Penyakit Musim Hujan terutama Flu
:
  • Biasakan Anak Sering Mencuci Tangan, Sebagian virus flu menyebar lewat kontak langsung, jadi usahakan untuk mencuci tangan sesering mungkin pakai sabun dan kalau bisa dengan air hangat.
  • Suruh anak agar tidak sering Menyentuh Muka, kalaupun mengusap muka gunakan sapu tangan. Biasanya virus flu masuk ke tubuh lewat mata, hidung atau mulut. Jadi usahakan jangan terlalu sering menyentuh bagian muka.
  • Berikan anak makanan dan minuman hangat, terutama menu empat sehat lima sempurna. Konsumsi makanan yang mengandung Phytochemical, yaitu bahan kimia alami yang ada pada tumbuhan yang memberi vitamin pada makanan. Zat jenis ini terdapat pada buah dan sayur segar berwarna hijau, merah dan kuning gelap.
  • Perbanyak Anak minum Air Putih, Air berfungsi mengangkat racun-racun yang ada dalam tubuh.
  • Menyuruh anak Beristirahat cukup. Istirahat yang cukup akan memperkuat daya tahan tubuh.
  • Hindari kontak dengan penderita. Virus flu tersebar juga melalui udara dan air liur. Oleh karena itu, hindari pertemuan jarak dekat dengan penderita flu.
  • Bila Anda menggunakan AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur, dan berbagai hal yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi. Demikian juga dengan karpet dan sofa.
  • Sediakan Payung dan Gunakan penutup hidung bila berada di daerah rawan polusi.
  • Kenakan jas hujan / raincoat yang baik yang bisa menutupi seluruh tubuh anak karena dengan jas hujan yang baik selain tidak tembus oleh air hujan juga dapat menangkal angin yang masuk. Jika hujan deras, Jas Hujan ini Lebih baik dari pada Payung. Anda dapat menggunkan model jas hujan seperti dibawah ini :

Promosi Dikit Nih hehe.....Recommended Produk By Admin
Bisa pesan model dan warna sesuai keinginan
Bahan Waterproof, bukan bahan plastik sehingga tidak mudah robek. Khusus bahan kualitas standard untuk kegiatan Outdoor.(Jangan disamakan dengan bahan jas hujan biasa yang kebanyakan berbahan plastik). Dijamin Awet dan tahan lama.
Jahitan dilapisi Seamselaer Tape (Tape anti bocor)
Disertai tas terpisah praktis untuk dibawa-bawa
Terdapat Ventilasi Udara sehingga tidak membuat gerah
Terdapat Resleting Tambahan disamping kiri kana untuk memperbesar ruang sehingga dapat membawa tas ransel dll.
Silahkan Kunjungi
http://tokoimo.co.cc


Ok.. kembali Ke Laptop (Tukul Mode On)
  • Tip Terakhir agar anak tidak mudah terserang flu, selalu memakaikan anak pakaian hangat / jaket bila beraktifitas saat mendung atau udara dingin diluar rumah. Ini untuk menghindari udara dingin agar tidak langsung menembus badannya sehingga tetap bisa menjaga suhu tubuh tetap hangat.
Itulah beberapa tips yang mungkin bisa berguna bagi Anda dalam menjaga Buah Hati Anda untuk mengantisipasi datangnya musim hujan seperti saat ini.

Source : http://anaqita.blogspot.com
Under : Tips Merawat Anak

Kamis, 06 Oktober 2011

ANAK KECIL JUGA BISA STRES………………..


STRESS…bukan hanya milik orang dewasa saja, stress bisa juga dialami oleh anak-anak. Seringkali orangtua nya yang bermasalah anak terkena imbas nya, merasa tertekan dan akhirnya stres. Terkadang orangtua tidak menyadari dan merasa hal biasa melihat perubahan pada anak. Stress pada anak harus segera diatasi karena bisa berdampak pada tumbuh kembang anak selanjutnya.

Penelitian menunjukkan bahwa dampak negative stres lebih sering ditemukan pada anak yang berusia dibawah 10 tahun, memiliki temperamen sulit beradaptasi, laki-laki, berintelegensi rendah, cacat atau mengalami stres pralahir.

Faktor penyebab stress pada anak menurut Widayatri Sekka Udaranti - Psikolog Anak – bisa disebabkan oleh beberapa hal, dari intern (keluarga) dan dari lingkungan luar seperti sekolah dan lingkungan bermain nya. Beberapa factor penyebab terjadinya stress pada anak antara lain

1. Self - esteem .
factor pencetus anak menjadi stress berbeda-beda dan disesuaikan dengan karakteristik anak itu sendiri. Menilik dari teori psikolog anak, usia 3-5 tahun adalah usia dimana anak sedang semangat2 nya mengeksplorasi diri dan senang mengenal dunia yang baru dia alami. Dalam prosesnya ternyata anak banyak dilarang atau diremehkan dapat membuatnya merasa cemas dan kehilangan self-esteem . bila sudah merasa cemas dan tidak bisa mengungkapkan , hal ini menjadi menumpuk dan membuatnya stress.

2. Awal sekolah.
Lingkungan baru, teman baru, ketemu banyak orang dewasa baru, situasi belajar baru membuatnya harus beradaptasi. Bila kemampuan beradaptasinya kurang baik akan menyebabkan anak stress.
3. Perlakuan tidak adil. Biasa terjadi pada saat akan memiliki adik baru atau disebut dengan sibling rivalry . anak merasa orangtuanya tidak sayang lagi, pilih kasih, dan ia merasa terancam dengan datangnya adik baru. Karena itu orangtua perlu mempertimbangkan waktu yang tepat kapan memiliki anak lagi.

4. Perceraian.
Orangtua yang bercerai bisa membuat anak jadi stress. Anak merasa tidak memiliki seseorang yang bisa dijadikan teladan atau panutan. Kelak dewasa nanti anak tidak punya gambaran bagaimana berinteraksi dan menjalin hubungan yang baik dengan pasangannya.

Bagaimana mengenali anak kecil yang stress.. .??

Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda, begitu pula cara menunjukkan ketidaknyamanannya. Cara yang umum adalah menangis. Kadang juga dalam situasi tertentu ia seperti sengaja menghindar, misalnya tak mau sekolah. Secara fisik, anak stress bisa dilihat dari tubuhnya yang gemetaran atau yang biasanya tak pernah mengompol tiba-tiba menjadi mengompol lagi. Perubahan prilaku juga kerap terjadi, yang biasa terlihat jelas adalah

1. Perubahan mood. Sikap menentang dan keras kepala
2. Perubahan pola tidur
3. Ngompol
4. Sering mengeluh sakit . keluhan yang dialami seperti pusing, sakit perut, sesak nafas dll
5. Prestasi sekolah menurun
6. Pemurung dan lebih banyak menyendiri
7. Mengalami mimpi buruk
8. Tidak mau berpisah dengan orangtua
9. Pada batita juga bisa muncul kebiasaan baru seperti mengisap jempol, memainkan rambutnya, pada anak yang lebih besar (usia sekolah) mulai berbohong atau mem-bully temannya.

Ada beberapa cara untuk menghindari anak menjadi stres, biasa disarankan untuk melakukan :

1. Komunikasi.
Orangtua sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan kata-kata dalam menegur anak. Pengaturan pesan, maksud walaupun dengan niat tujuan baik tapi dalam penyampaian nya salah, malah membuat harga diri anak terluka. Anak akan merasa diremehkan dan cendrung memiliki citra diri yang negative yang akan membuatnya rentan stres contoh kasus sang anak merasa bangga mendapat pujian dari gurunya. Alangkah baiknya bila orangtua menyampaikan dengan kata “ wah hebat, bagaimana ceritanya ?’ daripada menjawab “ aaah..baru juga segitu sudah bangga !”…

2. Dengarkan.
Masih bagian dari komunikasi, jadilah pendengar yang baik bagi anak. Adakala anak butuh teman berbagi cerita dan mencurahkan perasaannya, bila diacuhkan dia merasa tidak dianggap dan akan kehilangan rasa percaya diri.

3. Bila anak salah, tegur dengan spesifik.
Menegur anak yang berbuat salah, tegurlah apa yang menjadi inti kesalahannya, bukan dengan menambahkan embel-embel “ dasar anak nakal atau dasar anak bodoh “. Bila si anak sadar akan inti kesalahannya dia pasti berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Di cap label negative bisa terus melekat dalam pikiran anak tersebut, sehingga akan membuat dia merasa ragu dan tak percaya diri dalam melakukan apapun.

4. Pujian.
Sekali-kali berilah si anak kata-kata pujian dan ungkapan rasa bangga, ini akan membuat anak sadar apa yang sudah dia lakukan bila melaksanakan hal-hal yang baik. Tapi pujiannya jangan terlalu berlebihan, karena bisa membuat sang anak jadi sombong dan tak baik juga untuk perkembangannya.
5. Pancing.
Ketika anak ingin menceritakan atau mengeluarkan kekesalannya, biarkan ia berpikir dan mencari solusi sendiri sambil orangtua mengajak nya berdiskusi. Ini akan membuatnya terbiasa memecahkan masalahnya sendiri dan sebagai orangtua member saran bila diminta/diperlukan.

6. Cinta tak bersyarat.
Memberikan rasa nyaman kepada anak, maksudnya sebagai orangtua tetap mendukung ataupun tetap menyayangi dalam kondisi anak seperti apapun. Tapi tetap dalam koridor yang seharusnya, bila salah dibilang salah bila benar katakan benar.

7. Membuat pola asuh yang konsisten.
Untuk Orangtua Buatlah aturan yang konsisten terhadap anak, jangan sampai ada perbedaan antara ibu dan ayah yang membuat sang anak bingung dan akhirnya memihak ke salah satu. Terlebih dahulu orangtua samakan persepsi, visi dan misi dalam mendidik anak.

Biarkan lah anak-anak kita tumbuh dan berkembang menikmati masa kecilnya yang indah tanpa ada rasa stress. !!!!!!

Under : Artikel Kesehatan Anak
Source : http://anaqita.blogspot.com

Sabtu, 10 September 2011

Ayo Menabung! Ajari Anak menabung Sedini Mungkin.


"Bing beng bang, yuk kita ke bank. Bang bing bung, yuk kita nabung. Tang ting tung, hei jangan dihitung, tahu-tahu kita nanti dapat untung."
-- Geofanny, Saskia, dan Titiek Puspa dalam 'Menabung'

ANTO pusing setengah mati. Yunita, anaknya yang paling besar naik kelas dengan nilai yang memuaskan. Rankingnya pun dahsyat. Numero uno di sekolahnya. Tapi Anto tetap saja pusing. Keringat sebesar jagung meluncur di mukanya. Aneh benar. Anak pintar kok malah pusing.

Bukan kepintaran sang anak yang bikin pusing, melainkan karena ditagih janji. Saat memulai tahun ajaran baru, dia memang menantang anaknya agar giat belajar. Janjinya: dia akan membelikan sepeda, persis seperti yang dimiliki Sigit, tetangga mereka yang memang serba berkecukupan.

Anto yang hanyalah pegawai biasa di satu perusahaan, mengaku tak punya lagi uang. Seluruh penghasilannya, memang selalu tandas jauh sebelum tanggal di kalender bergerak jauh. "Bayar cicilan motor, tagihan listrik, dan rumah adalah pengeluaran terbesar," katanya masygul. Alhasil, tak ada jalan keluar, kecuali ngebon di kantor.

Semestinya hal itu memang tidak terjadi andai saja dia memiliki tabungan. Tapi, ya itu tadi, jangankan menabung, pengeluaran di masa sekarang, seperti air bah yang mengalir. Sedangkan pemasukan, sami mawon, tak berubah.

Di lain pihak, banyak produk keuangan yang menawarkan kemudahan untuk meminjam uang. Kartu kredit misalnya. Dia dapat menanggulangi kebutuhan mendesak di saat sulit. Atau juga pegadaian, yang kini muncul hampir di tiap sudut. Mereka menawarkan solusi kesulitan keuangan.

Hal ini menyiratkan bahwa menabung sepertinya sesuatu hal yang sulit. Alhasil, `Ayo menabung' boleh jadi hanya jadi slogan kosong. Namun, bukan berarti hal itu menabrak tembok. Kalaulah orang tua sulit untuk menabung, mengajarkan anak paling tidak bisa dilakukan.

MENGAJARKAN ANAK MENABUNG

Sedini mungkin sebaiknya memang kita mengajarkan menabung pada anak. Untuk setiap usia anak, mungkin berbeda cara mendidiknya. Bagi anak yang masih belum bersekolah atau masih di TK, kita dapat mengajarkan kepadanya bahwa tidak semua barang yang diinginkannya dapat dibeli. Misalnya saja, bila sang anak dibelikan mainan, maka ia tak dapat membeli es krim kesukaannya. Tak semua yang diinginkan sang anak harus pula dipenuhi. Misalnya saja ketika ia menginginkan telepon selular setelah melihat temannya memakai barang tersebut. Dapat dikatakan padanya, bahwa belum waktunya ia mendapatkan barang tersebut. Pada anak usia ini, kita dapat mengajarkannya untuk mengenal dan memegang uang. Sang anak, misalnya, dapat diajarkan untuk membayar langsung di kasir.

Bagaimana untuk anak yang bersekolah di SD? Pada usia ini, sang anak dapat diberikan uang untuk jajan dan secara bersamaan juga uang untuk menabung. Disini kita dapat mengenalkan celengan hingga konsep menabung di bank. Anak dapat diajarkan bagaimana caranya menabung dan manfaat apa yang bisa dipetik darinya. Bila sang anak menginginkan sesuatu yang diinginkannya, misalnya mainan yang disukainya, ajarkan bagaimana caranya mendapatkan mainan tersebut dengan menabung di celengan. Bila uangnya telah cukup, ia dapat membeli mainan kesukaannya. Hal ini mengajarkan kepada anak betapa pentingnya menabung. Jangan berhenti menabung bila barang yang diinginkannya telah didapat. Seiring berjalannya waktu ketika uang yang ada di dalam celengan terisi penuh, Anda dapat mengantarkannya ke bank untuk menabung.

Sedangkan untuk mereka yang telah menginjak remaja, kita dapat mengajarkan mengenai tabungan yang berbentuk investasi. Misalnya, deposito, logam mulia, atau investasi lainnya. Untuk anak perempuan, kita mungkin dapat mengajarkannya untuk membeli emas atau kalung.

Anak yang tak biasa menabung, cenderung menghabiskan uang yang diberikan kepadanya. Apalagi bila orangtua hampir selalu mengabulkan permintaan sang anak. Orangtua dapat menjelaskan kepadanya, bahwa uang yang dihabiskan untuk jajan, maka tak ada yang bisa ditabungnya. Dan itu berarti ia tak dapat memiliki barang yang diinginkannya.

Orangtua yang bijak tentu saja juga melakukan hal yang sama. Tak mungkin mengajari anak menabung tapi orangtuanya sendiri tidak melakukannya. Mengajarkan menabung pada anak tak semata melalui buku tabungan atau celengan, tapi bisa dengan cara lain. Misalnya saja, ketika akhir pekan tiba. Kita dapat membiasakan untuk tidak makan di luar, walau kita mampu melakukan itu. Atau dalam pergi berakhir pekan, kita membawa bekal makan siang. Tentu saja masih banyak cara lain dalam mengajarkan anak untuk menabung. Jadi jangan lupa, sisihkan uang untuk menabung. Ayo menabung!

Source : http://anaqita.blogspot.com
Under : Artikel Pendidikan Anak
 

Buku Tamu

anaQita Copyright © 2009 Community is Designed by Bie