Selasa, 16 Februari 2010

Tips Menjadi Ayah yang Ideal Bagi Anak


Jangan pernah berpikir bahwa peran seorang ayah sangat kecil bila dibandingkan dengan sosok ibu. Memang peran ibu dalam mengasuh anak porsinya lebih besar tapi sosok seorang ayah memberikan pengaruh yang sangat penting dalam perkembangan anak, seperti apapun kondisi sang ayah.

Sampai sejauh mana keberadaan ayah berpengaruh terhadap prilaku dan kebahagian hidup anak ? hasil penelitian menyatakan bahwa relasi yang terjalin antara anak dan ayah sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan rasa percaya diri anak. Prestasi di sekolah yang diraihnya dapat menjadi pondasi bagi terbentuknya kepuasaan hidup anak setelah dewasa nanti.

Peran ayah ( baik itu ayah biologis, ayah tiri atau pun sosok pengganti ayah ) bisa menjadi pendorong kuat terhadap segalah hal baik dan buruk dalam kehidupan sang anak.
Bagaimana menjadi ayah yang ideal untuk anak ? tidak sulit hanya perlu mencoba dan belajar untuk melakukannya.

1. Sediakan waktu dengan anak walaupun sesibuk apapun. Kebersamaan dengan ayah membuat anak merasa nyaman dan dicintai.
2. Menjadi pendengar yang baik apalagi pada saat anak membutuhkan teman bicara. lebih bagus lagi dilakukan secara rutin dan dengan kesadaran. Waktu yang digunakan benar-benar berkualitas dan focus untuk memperhatikan anak.
3. Semakin banyak waktu diluangkan dengan anak akan memberikan pengaruh positif pada anak. Tak perlu dengan hal-hal yang mahal dan mewah, aktivitas yang ringan-ringan yang bisa dilakukan sekitar rumah pun bisa menjadi istimewa bagi anak karena dilakukan bersama sang ayah.
4. Menyempatkan diri untuk mengantar atau menjemput anak sekolah. Bisa menjalin komunikasi dengan guru sehingga kita tahu perkembangan anak bila di sekolah. Seorang ayah yang peduli dengan pendidikan anak akan memberikan pengaruh positif anak untuk berprestasi.
5. Sekali-kali membantu istri untuk mengasuh anak, misalnya membacakan dongeng sebelum tidur. Di mata anak seorang ayah bisa dijadikan figur atau model bagi keluarga kelak dia dewasa. Untuk anak laki-laki bagaimana menunjukkan sebagai pria sejati. Untuk anak perempuan menunjukkan bagaimana seorang laki-laki memperlakukan wanita dengan baik.
6. Seorang ayah yang baik juga mampu memberi anak rasa percaya diri. Pengasuhan maupun prilaku yang buruk dari seorang ayah bisa berakibat terhadap rendahnya rasa percaya diri anak. Memang tidak akan langsung kelihatan, setelah anak dewasa barulah terlihat. Bila si anak banyak mengalami masalah, salah satu penyebabnya bisa dikarenakan efek dari salah pengasuhan yang buruk di masa kecilnya. Bisa juga karena kurangnya perhatian dan pengasuhan dari ayah nya.
7. walaupun anak itu masih kecil atau belum mengerti apa-apa, tapi dia punya kepekaan terhadap situasi yang sedang dialaminya. Dia akan sangat “merasa” ketika ada penolakan, kekerasan sikap, maupun kritikan. Anak bisa merasakan apakah orang yang sedang bersamanya benar-benar pikiran dan hatinya fokus untuk dirinya atau tidak. Bila hal yang tidak menyenangkan ini sering di alami, maka akan timbul perasaan bahwa anak tersebut adalah sosok yang tidak berharga di mata keluarga. Perasaan seperti ini akan terus terekam kuat kelak dia dewasa .

harus diingat, bentuk-bentuk pengasuhan yang negative dari ayah sangat membekas dalam diri anak dan bisa mengakibatkan peyimpangan prilaku anak. Contoh : seorang anak yang mengalami tindak kekerasan dari ayah nya bisa berpengaruh terhadap benih-benih agresivitas dalam diri anak. Jadi untuk ayah berhati-hatilah dalam bertindak apalagi untuk anak. !!!!!

Source Image http://www.ehow.com

Jumat, 12 Februari 2010

Manfaat Makan Bersama Untuk Anak

Dalam sehari seringkah kita berkumpul dengan keluarga ? di ruang keluarga sambil nonton tv mungkin sering dilakukan, walaupun terkadang dengan kondisi tidak lengkap karena terkadang perbedaan selera acara tv tidak semua sama. Kuantitas pertemuan dengan keluarga memang penting tapi apakah apakah berkualitas ???

Bila dua hal ini di gabungkan, akan lebih maksimal hasilnya. Memang sulit mengatur waktu nya dengan kondisi kepentingan dan kesibukan anak, dan orangtua yang berbeda. Tapi kita bisa melakukan satu hal kecil dimana kepentingannya sama, yaitu makan bersama, bisa itu sarapan pagi atau makan malam. Hal kecil dan mudah yang bisa dilakukan oleh semua anggota keluarga, bukan ? riset membuktikan kalau makan bersama berdampak positif bagi perkembangan anak. Keluarga yang rutin melakukan makan bersama terbukti erat rasa kebersamaannya.

Duduk bersama sambil menyantap makanan, memulai obrolan, membicarakan hal-hal yang positif dengan mudah tercipta dalam momen ini. Dari percakapan ringan komunikasi pun terjalin. Sikap ini menimbulkan rasa memiliki dan keharmonisan. Anggota keluarga satu sama lain akan saling memberi perhatian dan muncul lah rasa sayang, kepercayaan, hangat, nyaman dan aman.

Dengan makan bersama memberikan kesempatan untuk anak belajar sopan santun, bagaimana seharusnya bersikap bila sedang makan. Contoh : mengunyah yang baik sehingga tidak menimbulkan suara berdecap. Beri contoh oleh orangtua terlebih dahulu kemudian mintalah anak untuk belajar mengikuti. Hindari kritik atau ucapan dengan kata-kata kasar.

Variasi menu makanan bisa membuat anak berani mencoba hal-hal baru yang dialaminya. Memang butuh adaptasi tapi berusaha untuk mencoba tidak salah kan ! Belajar memberikan kesempatan pada anak untuk berpartisipasi memilih menu makanan yang diinginkan.

Bila ada waktu , bisa melakukan belanja bersama membeli bahan-bahan yang akan di masak, lalu memasak bersama, menyiapkan di meja hidangan, aktivitas seprerti ini bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab dan memiliki makanan tadi. Kebiasaan tidak menghabiskan makanan sedikit demi sedikit bisa hilang.
Anak akan sadar betapa berharganya makanan tersebut, bagaimana penuh perjuangan untuk membeli, mengolah sehingga menjadi sebuah makanan. Anak pun jadi belajar menghargai dan bersyukur dengan apa yang sudah dia peroleh dalam hidupnya.

Selain itu makanan yang dibuat sendiri jauh lebih bersih, bergizi dan sehat bila dibandingkan dengan makanan instant dari restoran2 cepat saji. Memang jauh lebih cepat dan praktis tapi belum tentu sehat , apalagi untuk anak.

Anak akan terlatih untuk memecahkan masalah dengan berdiskusi, bertanya dan bicara terbuka, sehingga terjalin komunikasi yang baik antara anak dan orangtua. Dengan menghabiskan waktu kebersamaan dengan keluarga apalagi sangat berkualitas memicu sang anak berprestasi lebih baik lagi.

Selain makan bersama jadi lebih nikmat, banyak pula manfaatnya. Apalagi bila sang anak makin besar maka kuantitas makan bersama harus lebih sering ditingkatkan lagi. Makanya luangkan waktu untuk makan bersama ya…..!!!!
 

Buku Tamu

anaQita Copyright © 2009 Community is Designed by Bie